Halaman

Rabu, 30 Januari 2013

Peringatan Maulid, Wujud Cinta Rasul

Peringatan Maulid, Wujud Cinta Rasul

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan perwujudan daripada cinta kepada Rasulullah SAW. Menurutnya, peringatan maulid merupakan wujud cinta kepada siapa saja. Bisa cinta kiai, ulama, wali utamanya kepada Rasul. Ketika tertanam cinta, maka sirah (sejarahnya) akan dibaca berulang-ulang.

“Pembacaan maulid yang dilakukan berulang-ulang akan memperoleh pemahaman yang berbeda. Hari ini dan kemarin akan menemukan pemahaman berbeda. Akan bertambah pula pemahamannya,”
Begitu juga dengan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Cinta NKRI tidak hanya dilaksanakan pada 17 Agustus saja melainkan setiap setiap hari senin dan upacara kebangsaan yang lain cinta kepada bangsa selalu ditanamkan melalui pengibaran sang saka merah-putih. “Kalau kita tidak cinta pada NKRI untuk apa kita harus melakukan upacara bendera. Hormat kepada sang saka merah putih?”

Makna yang terkandung yakni kita mesti bercermin kepada merah-putih. Bahwa merah-putih adalah harga diri bangsa. Kehormatan bangsa.
“Jika kita mau bercermin kepada merah-putih semestinya kita malu menjadi bangsa. Koruptor tidak akan melakukan korupsi jika mau bercermin pada pendiri bangsa. Pada sang saka merah-putih,”
Dengan membaca maulid maka sekaligus akan menemukan menemukan kisah Isra’ Mi’roj, Nuzulul Qur’an, Hijrah dan akhlak beliau.

"Sapa yang cinta pada Nabinya pasti bahagia dalam hidupnya.
Baik bahagia dunia maupun akherat."
"Bagaimana mau dapat Syafa'at lo tak mau baca Sholawat"

Untuk itu IPNU IPPNU Ranting Beji II mengadakan Maulid Al Barjanji keliling mushola,dengan harapan akan timbul rasa cinta kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan mengamalkan, mengamankan, & melestarikan Amaliyah Ahlussunah Wal Jama'ah.

Pada kesempatan malam kemarin Ketua Umum Anak Cabang Kedung Banteng rekan Miftah, hadir memenuhi undangan dari ranting. Rekan Miftah berpesan agar kegiatan semacam ini terus ada walaupun bukan pada bulannya.

Sambutan dari Ketua Takmir Mushola Baitus Shomad yaitu Bapak Sarno yang juga sesepuh dari NU beliau berpesan, IPNU IPPNU harus bisa mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW dalam berorganisasi maupun bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar