Halaman

Kamis, 07 Februari 2013

Habib Lutfi Mengaku Kalah 3-0 dengan Walisongo

Habib Lutfi Mengaku Kalah 3-0 dengan Walisongo


Rais Aam Jam’iyyah Ahlut Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Habib Lutfi bin Ali bin Yahya mengaku kalah 3-0 dengan para Walisongo, meskipun saat ini mereka sudah meninggal.
Kekalahan pertama, meskipun para walisongo sudah meninggal, mereka masih bisa berdakwah. Setiap orang yang berkunjung ke makamnya pasti membaca yasin, tahlil dan ibadah lainnya.

“Mereka sudah meninggal 400 tahun yang lalu, tapi di dalam kuburnya, mereka masih berdakwah,” katanya dalam penutupan Munas Jatman yang diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Ahad (29/6) malam. Kekalahan kedua, para wali tersebut sudah meninggal, tetapi keberadaan makam mereka yang selalu ramai dikunjungi telah menjadikan lokasi tersebut sebagai pusat perekonomian bagi masyarakat di sekitarnya. “Orang yang mati saja masih bisa memberi makan orang yang hidup,” katanya. Kekalahan ketiga, para wali tersebut telah menjadi pemersatu ummat. Di makam mereka, umat berdzikir dengan cara dan tarekatnya masing-masing dan tidak ada yang menyalahkan fihak lainnya atau menganggap dirinya paling
benar.

“Sementara itu, kita yang hidup saling mengklaim bahwa dirinya yang paling benar, padahal, cuma perbedaan cara dalam berzikir. Kita seharusnya malu. Mau ditaruh dimana muka kita dihadapan rasulullah,” kata habib yang dianggap oleh sebagian anggota masyarakat sebagai seorang wali ini.
Ditambahkannya, para wali songo yang hanya berjumlah sembilan orang ternyata mampu mengislamkan nusantara dengan metode dakwahnya yang sangat efektif. “Kita saat ini mengislamkan satu orang saja susahnya setengah mati,” ujarnya.

Keberadaan jam’iyyah tarekat menurutnya menghadapi tantangan yang tidak semakin kecil pada era modern ini. Anggota jam’iyyah tarekat harus mampu memberi keteladan bagi yang lain serta mampu menjadi perekat bagi umat dan bangsa.
“Seorang mukmin harus seperti tawon, bukan kumbang, yang mendekati bunga dan memprosesnya menjadi madu yang bermanfaat bagi pribadinya, keluarganya, masyarakat dan bangsanya,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar