Halaman

Senin, 04 Februari 2013

IPNU dari masa ke masa

Beberapa figure dari para pelaku sejarah yang telah berjuang bagi IPNU dalam kurun 54 tahun perjalanannya. Mungkin tidak terhitung banyaknya jumlah tokoh yang telah berperan dalam memberikan kontribusinya bagi IPNU. Namun, dalam edisi khusus ini hal tersebut tidak mungkin semuanya akan kami sajikan. Tapi, setidaknya agar bisa menjadi pesan tersendiri untuk bahwa sosok yang akan kami sajikan pada edisi ini merupakan figure-figure yang mungkin bisa menjadi wakil bagi sosok-sosok lainnya dalam setiap masa-masa kepengurusan.

M. Sufyan Cholil “Sang Pelopor”

Sosok M. Sufyan Cholil beserta kedua rekannya yakni H. Mustahal dan Abdul Ghoni Farida, merupakan sosok-sosok yang mempunyai peran sangat besar bagi proses kelahiran IPNU. Dari merekalah munculnya gagasan untuk menyatukan komunitas-komunitas pelajar NU yang pada saat itu masih terpisah-pisah dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kegelisahan sosok-sosok tersebut, terkait dengan belum adanya satupun organisasi formal pelajar NU yang mampu menyatukan komunitas-komunitas pelajar NU di berbagai daerah. Merekalah yang memulai memberikan gagasan tentang perlunya sebuah organisasi bagi pelajar NU.
Dengan dimotori oleh M. Sufyan Cholil, ketiga Rekan tersebut kemudian membentuk semacam wadah untuk mempersatukan komunitas-komunitas pelajar NU, yang kemudian mereka ajukan gagasan tersebut kepada PP Maarif NU. Atas usulan ketiga Rekan tersebut PP Maarif kemudian menindaklanjutinya. Hal tersebut terbukti pada saat dilaksanakannya Konferensi Besar Maarif NU di Semarang. Permbahasan perlunya wadah baru bagi pelajar NU dalam Konbes di Semarang ini mendapat respon yang positif dari para peserta Konferensi Besar Maarif, yang kemudian pasca pembahasan tersebut secara aklamasi Konferensi Besar Maarif NU mengesahkan berdirinya wadah baru bagi pelajar NU di seluruh Indonesia dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama).

Ismail Makky “Motor Organisasi”

Sosok Ismail Makky mungkin merupakan sosok yang bisa disebut sebagai motor penggerak utama bagi IPNU pada masa-masa awal berdirinya. Walaupun pada masa awal IPNU berdiri secara struktur Ismail Makky tidak menempati posisi yang strategis (Ketua Umum/BPH), namun dalam wilayah peran dan kontribusinya bagi perkembangan keorganisasian IPNU Ismail Makky mampu menunjukkan bahwa Beliau adalah sosok organisatoris yang ulung dan itu berlanjut pada saat beliau menjadi Ketua Umum hasil Muktamar IV IPNU di Yogyakarta.
Banyak hal-hal baru dalam keorganisasian IPNU yang muncul dari benak Beliau. Salah satunya yang mungkin terpenting adalah Beliaulah yang pertamakali memulai agenda Pekan Olahraga Nasional Pelajar (POR) yang diadakan oleh PP IPNU di Cirebon. POR merupakan ajang unjuk prestasi olahraga bagi para pelajar NU dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Di masa berikutnya POR diganti dengan Porseni dan selalu diadakan bersamaan dalam setiap Kongres IPNU.  Selain POR Ismail Makky juga yang mengawali lahirnya Departemen Perguruan Tinggi di tubuh IPNU. Bagi Ismail Makky adanya Departemen Perguruan Tinggi dalam tubuh IPNU merupakan suatu keharusan. Karena baginya apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka dikhawatirkan potensi mahasiswa-mahasiswa NU yang selama ini belum terwadahi akan menyebar kemana-mana. Dari sinilah kemudian yang kelak akan menjadi embrio bagi lahirnya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswa NU.

Asnawi Latief  “Kader Pejuang dan Pejuang Kader”

Asnawi Latief merupakan sosok Ketua IPNU yang mampu menganalisa zaman dengan cepat dan kemudian menungganginya. Pada masa kepemimpinan Asnawi Latief, kondisi perpolitikan Indonesia sedang berada pada posisi kritis, gerakan anti PKI yang meledak pasca Gestapu menjadi santapan media sehari-hari dan mengguncang dunia perpolitikan Indonesia. Hal inilah yang kemudian oleh Asnawi Latief dijadikan sebagai peluang untuk bisa semakin membesarkan dan mengeksiskan IPNU di kancah nasional.
Keterlibatan IPNU dalam organisasi KAPPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) yang turut menentang keberadaan PKI, menunjukkan bahwa Asnawi mampu menampilkan IPNU sebagai organisasi pelajar tingkat nasional yang selalu gandrung terhadap perubahan dan pembangunan. Di samping itu, pada masa Asnawi, IPNU untuk pertamakalinya membentuk CBP (Corp Brigade Pembangunan) sebagai antisipasi dari gerakan-gerakan politik PKI dan tentara, CBP kemudian menjadi trade mark bagi kepanduan IPNU.
Selain itu Asnawi bersama dengan rekan-rekan pengurus lainnya, berupaya untuk melahirkan suatu konsep baku tentang pengkaderan dalam tubuh IPNU. Hal tersebut kemudian melahirkan suatu buku panduan pengkaderan untuk pertamakalinya bagi IPNU dalam skala nasional.

Hilmy Muhammadiyah “Sang Pengayom”

Sosok Hilmy Muhammadiyah mungkin bisa disebut sebagai sosok pemimpin yang mampu mengakomodir semua aspirasi dan merawat jaringan. Melalui tangan dinginnya Hilmy mampu membawa IPNU melalui berbagai tahap perubahan secara sistematis. Dari mulai membangun sebuah tradisi baru dalam kepengurusannya, hingga melakukan perluasan jaringan di tingkatan eksternal IPNU.  Dengan menggunakan metode pengayoman dan perawatan kader Hilmy mampu membentuk sebuah kepengurusan yang solid. Dari sini kemudian Hilmy mampu memulai melakukan perubahan dalam tubuh IPNU secara sistematis. Salah satu hal terpenting dalam masa kepengurusan Hilmy
adalah dengan adanya perombakan system dalam tubuh CBP. Sebelum masa
kepengurusan Hilmy CBP telah lama mengalami kevacuuman dan disorientasi. Pada masa Hilmy inilah dilakukan upaya perombakan CBP dari mulai system pengkaderan hingga orientasi dari CBP itu sendiri.
Asrorun Niam Sholeh “Sang Pustaka IPNU”
Asrorun Niam Sholeh merupakan salah satu sosok yang sangat peduli dalam dunia pendokumentasian arsip IPNU. Melalui tangannya banyak sekali arsip-arsip lama IPNU yang berhasil diselamatkan. Pemberian kepercayaan pada masa kepengurusan Hilmy Muhammadiyah kepadanya, agar menangani berbagai program terutama yang berkaitan dengan dunia dokumentasi dan tulis menulis, membuat Niam semakin bersemangat untuk terus mengekspresikan potensinya dalam dunia tersebut.
Salah satu tinggalan Niam yang hingga sekarang masih tetap eksis adalah Majalah Lensa Remaja yang diterbitkan oleh PP IPNU. Selain itu banyak sekali karya-karya Niam tentang IPNU yang diterbitkan, salah satunya adalah buku sejarah IPNU yang berjudul Kaum Muda NU dalam Lintas Sejarah, yang ditulis bareng dengan Sulthan Fatoni.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Analisa Situasi Anak dan Wanita Indonesia, Jakarta, Pemerintah RI-Unicef, 1989.
2. Anam, Choirul, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama, Surakarta, Jatayu, 1985.
3. Culla, Adi Suryadi, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Jakarta, Rajawali Pers, 1999.
4. Direktori Organisasi Pemuda Indonesia 1997, Jakarta, Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, 1997.
5. Fachruddin, Achmad, Gus Dur dari Pesantren ke Istana Negara, Jakarta, Yayasan Gerakan Amaliah Siswa (GAS), 1999.
6. Gafur, Abdul, Kebijakan Nasional Kepemudaan di Indonesia, Jakarta, Kantor Menmud Urusan Pemuda Departemen P&K, 1982.
7. Habeahan, B.P., Sidang Istimewa MPR dan Semanggi Berdarah, Jakarta, Permata AD, 1999.
8. Haidar, Mohamad Ali, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994.
9. I. Hariyanto, Melangkah dari Reruntuhan Tragedi Situbondo, Jakarta, Grasindo, 1998.
10. Kurniadi, Eddy, Peranan Pemuda dalam Pembangunan Politik di Indonesia, Bandung, Angkasa, 1987.
11. Mansoer, M. Tolchah (et. al.) , Sedjarah Perdjuangan IPNU dari Masa ke Masa, Yogyakarta, Yayasan Lima Empat, 1966.
12. Natsir, Lies M. Marcoes, Johan Hendrik Meuleman, Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual, Jakarta, INIS, 1993.
13. Partai Partai Politik Indonesia, Ideologi, Strategi, dan Program, Kompas, 1999.
14. Ridjal, Fauzi, Lusi Margiani, Agus Fahri Husein (ed.), Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1993.
15. Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama, Jakarta, PP Muslimat NU, 1979.
16. Setiawan, Hawe, Hanif Suranto, Istianto, Negeri dalam Kobaran Api, Jakarta, Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 1999.
17. Sitompul, Einar Martahan, NU dan Pancasila, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1989.
18. Wright, Barbara Drygulski (ed.), Kiprah Wanita dalam Teknologi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1997.
Koran/Majalah
1. Adil, No. 29 tahun 1997.
2. Bandung Pos, 13, 16 Juli 1996.
3. Berita Organisasi IPNU, No. 2/I/58; No. 7/I/58.
4. Duta Masjarakat, 2 Maret, 7 November 1956.
5. Jawa Pos, 24 Desember 1991; 30 Oktober 1997.
6. Kompas, 16 Juli 1996
7. Media Indonesia, 22 Desember 1997.
8. Pelita, 26 April, 22 Desember 1997.
9. Pikiran Rakyat, 12, 15, 16 Juli 1996
10. Republika, 13 Juli 1996
11. Risalah Organisasi IPNU, Th. I/Juni 1962.
12. Surabaya Post, 26 April 1997.
13. The Jakarta Post, 25 Desember 1997
14. Warta, No. 9/Th. I/Mei 1986; No. 1/th. IV/Maret 1988; No. 3/Th. IV/Mei 1988.
Dokumen/Arsip
1. Anggaran Dasar NU, Yogyakarta, Panitia Muktamar ke-28 NU, 1989.
2. Beberapa Hasil Keputusan Konbes IPNU-IPPNU 1990, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1990.
3. Buku III: Peraturan Dasar dan Peraturan Ruumah Tangga IPNU dan IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1976.
4. Buku Panduan Mu’tamar Pertama IPNU, Yogyakarta, PP IPNU, 1955.
5. Buku Pedoman Pelatihan IPNU-IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1990.
6. Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia: Pikiran dan Gagasan, Jakarta, FKPI, 1997.
7. Hasil Lokakarya IPNU-IPPNU “Da’wah sebagai Media Pengembangan Kreativitas Kaum Remaja”, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1978.
8. Hasil-Hasil Keputusan Kongres XI IPPNU, Jakarta, PP IPPNU, 1996.
9. Hasil-Hasil Munas Alim Ulama & Konbes NU, Setjen PBNU & LTN, 1998.
10. IPNU-IPPNU Jawa Timur dari Masa ke Masa, Surabaya, PW IPNU-IPPNU Jatim, 1982.
11. Jadwal Penataran Pers Nasional (A) dan Konperensi Besar (B) IPNU-IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1979.
12. Keputusan Kongres IPNU-IPPNU ’70 dan Hasil-Hasil Porseni, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1970. Dalam himpunan keputusan ini termuat Doktrin Pekalongan, Ikrar Bersama untuk tidak akan mengubah nama Ikatan Pelajar NU selama-lamanya, dan Ikrar Wakil-Wakil Pondok Pesantren dalam Forum Kongres IPNU-IPPNU ’70 di Semarang tentang IPNU sebagai satu-satunya wadah kegiatan pelajar NU.
13. Keputusan-Keputusan Kongres IPNU IX – IPPNU VIII, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1981.
14. Keputusan-Keputusan Kongres IPPNU IX – IPPNU VIII, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1981.
15. Keputusan-Keputusan Kongres X IPNU & XI IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1988.
16. Keputusan-Keputusan Kongres X IPPNU, Jakarta, PP IPPNU, 1988.
17. Kerangka Acuan Kongres XI IPPNU, Jakarta, PP IPPNU, 1996.
18. Konperensi Besar Ikatan Peladjar Puteri Nahdlatul Ulama seluruh Indonesia 1956, Solo, Panitia Konbes IPPNU, 1956.
19. Konperensi Besar V IPNU dan II IPPNU se Indonesia, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1968. Dalam keputusan ini dilampirkan laporan H.A. Murtadlo tentang Masalah KAPPI dan IPNU-IPPNU dan Nota Mosi Tidak Percaya yang ditandatangani Asnawi Latief.
20. Konperensi Keputusan Besar V IPNU dan II IPPNU se-Indonesia, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1968.
21. Kumpulan Keputusan Kongres ’76, Lokakarya ’78, Konbes ’79, Suarabaya, Panitia Konperensi Wilayah IPNU-IPPNU Jawa Timur, 1979.
22. Laporan Pertanggungan Jawab PP IPPNU Periode 1977(1981, Jakarta, PP IPPNU, 1981.
23. Laporan Pertanggungjawaban PP IPNU periode 1991(1996, Jakarta, PP IPNU, 1996.
24. Laporan Pertanggungjawaban PP IPPNU periode 1992(1996, Jakarta, PP IPNU, 1996.
25. Laporan PP IPNU Periode 1966(1969, Jakarta, PP IPNU, 1970.
26. Menyambut Deklarasi Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta, Panitia Deklarasi PKB, 1998.
27. Panduan Kongres XI IPPNU, Jakarta, PP IPPNU, 1996.
28. Panduan Kongres X-IX IPNU-IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1996.
29. Panduan Kongres XI-X IPNU-IPPNU, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1996.
30. PBNU, Hasil-Hasil Muktamar ke-29 Nahdlatul Ulama, Jakarta, Lajnah Ta’lif wan Nasyr, 1996.
31. Pedoman Latihan Kader + Kepemimpinan IPNU-IPPNU serta Petunjuk Teknis Pelaksanaannya, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1979.
32. Pedoman Pengkaderan dan Rekomendasi IPNU(IPPNU (Hasil Konbes IPNU(IPPNU), PP IPNU & PP IPPNU, 1998.
33. Pedoman Pengkaderan dan Rekomendasi IPNU-IPPNU (Hasil Konbes IPNU-IPPNU), Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1998.
34. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Kearsipan IPNU & IPPNU di seluruh Indonesia, Jakarta, PP IPNU-IPPNU, 1986.
35. Politik Bunyi-Bunyian, Jakarta, PB PMII, 1999.
36. Proyek Proposal Lokakarya Penyempurnaan Pedoman Pelatihan Kader dan Latihan Kader Utama IPPNU, Jakarta, PP IPPNU, 1995.
37. Proyek Proposal Peningkatan Kualitas Motivator Penyuluhan AIDS di Kalangan Remaja, Jakarta, PP IPPNU, 1995.
38. Rekaman dan Keputusan Kongres IX IPNU – VIII IPPNU, Bangil, Arena, 1981.
39. Surat pemberitahuan hasil penelitian dari Ditjen Sospol Depdagri kepada PP IPNU No. 220/110 tanggal 31 Juli 1987.
Wawancara
Asnawi Latief, Nihayah Achmad Siddiq, Umroh M. Tolchah Mansoer, Machmudah Mawardi, Asiah Dawami, Farida Purnomo, Machsanah Asnawi, Ida Mawaddah Manshur, Misnar Ma’ruf, Machsushoh Tosari, Titin Wahiduddin, Ulfah Mashfufah, Safira Machrusah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar