Halaman

Rabu, 06 Februari 2013

Sejarah Singkat Penyebaran TQN di Tanah Air

Sejarah Singkat Penyebaran TQN di Tanah Air
Keberadaan metode tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN)di tanah air tak lepas dari peran ulama besar yang berasal dari kampung asam kota sambas Kalimantan barat, beliau adalah Syekh Ahmad Khotib Sambas yang lahir sekitar tahun 1800-an(awal abad ke 19-an) di kota sambas yang pada waktu itu merupakan sebuah kerajaan islam dan kota sambas merupakan  pusat pemerintahannya.

Sejak kecil beliau mendapat pendidikan agama dari ayah nya sendiri serta ulama ulama di kampung halamannya, menginjak dewasa beliau berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim disana untuk melanjutkan pendidikan agamanya, disana beliau belajar kepada ulama ulama asal tanah jawa yang telah lebih dulu menetap disana.sehingga beliau dapat menguasai berbagai bidang ilmu fikih, tafsir dan hadist serta ilmu tasawuf (Sufi).

Diantara guru Syekh Ahmad Khotib sambas yang paling terkenal dan banyak memberikan warna kepadanya ialah Syekh Dawud Al Fathani Al Jawi, ulama ini terkenal sangat menjaga keseimbangan antara fikih dan tasawuf beliau adalah mursyid tarekat syatariah  serta penulis berbagai kitab kuning, di samping itu Syekh Ahmad Khotib Sambas juga berguru kepada Syekh Syamsudin serta berbai'at  tarekat Qodriyah kepadanya, sedangkan bai'at tarekat Naqsabandiyah beliau dapatkan dari Syekh Sulaiman Efendi yang berpusat di jabal abi Qubais, dan karena dianggap mumpuni beliau diangkat oleh gurunya untuk menjadi mursyid (Guru pembimbing rohani) untuk kedua tarekat tersebut dan menggabungkanya menjadi tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN).

Walaupun sudah menjadi Ulama besar beliau memilih tetap menetap di mekkah serta membuka Halaqoh (pengajian) tersendiri dengan murid murid nya yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia termasuk dari tanah air sendiri,m diantara murid beliau yang terkenal hingga saat ini yakni, Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Abdul Karim Al Bantani keduanya dari Banten, Syekh Mahmud tamizi (pacitan) Syek Muhamad Kholil (bangkalan) Syekh Muhamad sa'id (sambas) Syekh Nurudin(Filipina) Syekh muhamad zain(Fattani) Syekh Tholhah (cirebon) Syekh Abdul Latif (serawak) KH.Muhamad Nur (langitan dan banyak lagi yang ain nya.

Dan melalui murid murid nya yang telah diangkat menjadi mursyid atau kholifah inilah tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) ini menyebar ke berbagai pelosok dunia islam termasuk ke tanah air di antara pusat pusat tarekat itu ialah, Pondok Pesantren Suryalaya (Tasikmalaya) Pagentongan (Bogor) Peterongan dan Tebu ireng (jombang) Meranggen(Demak) sawah Pulo(Surabaya)majelis Dzikir CERMIN HATI Cimaung(Purwakarta) dan berbagai tempat lainnya dengan jumlah keseluruhan jemaah tarekat ini berjumlah jutaan orang di Indonesia belum termasuk yang ada di Negara lainnya, Syekh Ahmad Khotib Sambas Wafat pada tahun 1875 M (1298/1299 H) dan untuk  meneruskan kemursidan nya beliau berwasiat untuk digantikan oleh Syekh Abdul Karim Al bantani dari Banten dan sekaligus menetap dimekkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar