Halaman

Rabu, 20 Maret 2013

Jadilah Pengurus yang Bisa Mengurus!


Jadilah Pengurus yang Bisa Mengurus!
Jika kita memasuki aula PCNU Kabupaten Situbondo, akan menemukan kemegahan organisasi yang didirikan para ulama pada tahun 1926 di Surabaya tersebut.

Aula yang luas itu terletak di lantai dua. Ruangannya dilengkapi dengan 27 kipas angin yang masih berfungsi. Ada 8 sound sistem persegi panjang menempel dinding. Juga delapan tong sampah.

Di dindingnya, ada lambang Garuda Pancasila, serta Presiden dan Wakil Presiden RI. Di dinding tersebut pula ada slogan bersifat anjuran. Salah satunya berbunyi, “Jadilah pengurus yang pandai mengurus, bukan pengurus yang justru menjadi urusan.”

Anjuran tersebut dicetak kapital seolah ingin jelas terlihat bagi orang tua sekalipun. Bahkan dari kejauhan. Seolah tak cukup sekali, anjuran tersebut ada di sebuah dinding lantai dasar. Juga dengan huruf kapital.

“Itu saya yang buat,” kata ketua PCNU Kabupaten Situbondo KH Fauzan Masruri dengan logat Madura kental, kepada NU Online, di gedung tersebut pada Februari lalu.

Kiai Fauzan mengatakan anjuran tersebut sebenarnya banyak terungkap pada pidato tokoh-tokoh NU. Kemudian ia berinisiatif mencetak dan menempelkannya di gedung PCNU.

Ketika ditanya tujuan pencantuman kalimat itu, Kiai Fauzan mengatakan, supaya semasa kepengurusannya tampil beda dari sebelumnya. “Jadi pengurus bukan karena terpaksa, bukan karena “sesuatu”, tapi panggilan hati nurani,” tambahnya.

Maksudnya menjadi pengurus tidak boleh jadi urusan, sambung Fauzan, kalau menjadi ketua sebuah lembaga misalnya, harus aktif. Jangan sampai susah ditemuai sama umatnya. “Itu kan menjadi urusan!” tegasnya.

Selain kalimat tersebut, di lantai dasar gedung ada kalimat berkata, “Mantapkan niat, teguhkan komitmen, kobarkan semangat, bulatkan tekad, satukan langkah; untuk mewujudkan Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah bermartabat.”

Ada juga kalimat seperti ini, “Jangan katakan apa yang aku dapat dari NU, tapi katakan apa yang dapat aku berikan kepada NU”. Sementara di atas sebuah potret Hadrotusy Syekh KH Hasyim Asy’ari ada tulisan, “NU adalah rumahku, bukan kendaraanku untuk mencapai segala kepentingan pribadiku”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar