Halaman

Senin, 04 Februari 2013

Kepemimpinan Organisasi

Kepemimpinan Organisasi
 
Setiap masyarakat tentu memiliki lembaga Kepeminpinan, besar atau kecil, kuat ataupun lemah. Lembaga Kepemimpinan sangat diperlukan oleh setiap masyarakat itu sendiri sebab disitu terdapat pemusatan proses-proses pengambilan keputasan dan pengarahan sumber-sumber yang ada pada masyarakat.
 
Proses itu diperlukan dalam rangka mewujudkan tujuan masyarakat itu sendiri sebagai system yang hidup.
 
Tujuan itu tidak datang begitu saja. Ia adalah tujuan bersama yang disepakati. Tujuan berada dalam hububungan tertentu dengan budaya masyarakat bersangkutan. Lembaga-lembaga itu dalam masyarakat bertugas menjaga agar pola-pola yang ada dalam masyarakat. Berjalan semestinya secara lestari dan hubugan harmonis seimbang dengan factor cultural itu. Tujuan masyarakat tidaklah cukup dengan memperoleh kebenaran saja, karena sudah memiliki hubungan yang serasi dengan factor cultural. Ia juga harus dalam hubungan tertentu dengan bagian dalam masyarakat itu sendiri yang bertugas memelihara kekompakan diantara bagian-bagiannya dan menjauhkan kemungkinan konflik. Dengan kata lain tujuan masyaraat tidak boleh menimbulkan disentegrasi masyarakat itu sendiri.
 
Yang perlu harus kita tegaskan bahwa yang perlu diperlukan oleh seorang pemimpin pertama dan terutama yaitu integritasnya sebagai sebagai manusia ialah integritas pribadi. Memimpin bukanlah sekedar dalam arti mengepalai. Kepemimpinan yang efektif tidaklah cukup dalam arti sempit memimpin, teteapi haruslah pula dalam arti luas yaitu mendorong, mendidik, memberi teladan mempelopori, menuntut dan berkorban dalam usaha memperbaiki keadaan, mengejar cita-cita, membawa jalan keluar dari kesulitan dan seterusnya. Kepala adalah sekedar “pemimpin” formal yang diangkat oleh badan berkuasa. Kepala mendapat tanggung jawab dan wewenang tertentu seperti lazimnya dalam suatu jabatan kantor,organisasi dan sebagainya. Karena itulah tidak jarang adanya kepala-kepala yang kurang nilainya dalam makna kepemimpinan dan yang hanya bernilai sebagai penguasa. Jadi kepemimpin adalah jauh lebih bobotnya daripada itu. Pemimpin adalah didorong/motivasi oleh idealisme, ia menghayati suatu pejuangan, memsistematikan, mengorganisasi operasikan dengan didukung/diikuti oleh orang-orang atau kelompok-kelompok luar karena mempercayainya sebagai “pemegang panji/mandate” sebagai pemimpin, harus bisa menunjukkan saat lampu merah dan lampu hijau kepada anggota, mengetahui bila waktu untuk berhenti berbicara dan kapan harus bertindak.
 
Harus dipersiapkan jalur untuk bisa memperingakan pemimpin apabila langkahnya sudah terlalu terbanam pada langkah-langkah pragmatis supaya tetap idiil. Sebaliknya apabila ada kegiatan-kegiatan yang terlalu mengejar identitas bahkan kecenderungan terbawa kepada alam ilusi dan nostalgia, harus diingatkan pada hal-hal yang realita dan feasibilita. Ini merupakan hal-hal yang mungkin. Pemimpin harus mempunyai wawasan berfikir yang terdiri dari prediksi (ramalan tentang perkembangan masalah), ekses dan konsekuensi apa yang terjadi karena suatu tindakan dan hasil-hasil apa yang akan dicapai oleh suatu tindakan. Jadi harus bisa menganalisa masalah, mengevaluasi masa lalu serta menerus mengamati kegiatan-kegiatan. Kepemimpinan yang lazim tertarik untuk didikte oleh keadaan kurang membina tugas, sehingga akan merugikan organisasi.
 
PERANAN ORGANISASI
“Besar suatu organisasi ada batasanya, seperti halnya dengan benda, karena tidak satupun dari semua ini akan bisa mempertahankan kemampuan alamiah masing-masing kalau terlalu besar atau kecil, tanpa akan kehilangan sifat khas masing-masing, atau rusak” (Aristoteles).
Penilaian yang bijak dan filsut ini dapat di pakai sebagi ukuran dalam suatu organisasi khususnya organisasi profesi. Jumlah anggota yang terlalu besar menimbulakan masalah ikutan misalnya Sekretariat formal, komunikasi, administrasi dan sebagainya: tetapi jumah anggota yang sediit menyangkut masalah efisiensi, biaya, kadangkala untuk beberapa kegiatan hamper sama dengan anggota yang besar (misalnya masalah publikasi);untuk itu kemungkinan tidak diperlukan sebuah struktur.
 
Dr. Aurelio Peccei dari Kelompok Roma (Club of Rome) suatu kelompok para ahli ilmu pengetahuan, filsuf maupun penyelidik berasal dari sekitar 40 Negara ya ng mempunya anggota sekitar 100 orang, berangkapan bahwa angka seratus itu merupakan jumlah maksimum untuk ddapat mengakomodasi mobilitas yang tinggi, tanpa suatu rganisasi yang resmi. Kelompok ini mempunya komite eksekutif beranggotakan 8 orang yang merupakn inti dan satu sama lain agak sering bertemu. Menurut peccei organisasi yang jelas dan resmi diperkirakan akan menimbulakan birokrasi yang lamban.
 
Perkembangan telah membawa masyarakat kepada system yang berorientasikan pada fungsi, suatu pendekatan yang lebih fungsional. Hal ini mengakibatkan perlunya pembinaan profisionalisme di dalam wadah-wadah organisasi profesi. Para ahli dan ilmuan yang mempunya akal kecerdasan sebagai sumber kehidupan pikiran memerlukan forum untuk diskusi, kritik dan dialog. Menurut Prof. Sidney Hook “Jika seseorang menemukan profesi yang memenuhi panggilan kemakmuran kreatifnya, maka mereka telah menemukan makna kehidupan”. Secara umum ini juga berlaku untuk semua kalangan,baik artis,seniman, dokter, dan para ahli lainya termasuk ahli teknik perairan. Jadi disinilah peran organisasi profesi sebagai suatuwadah organisasi yang kedalam mampu membina keahlian dan penghayatan etim profesi, sedang keluar dapat menjembatani kepentingan masyarakat, Pemerintah dan Pembangunan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar